.net - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Banyuwangi menggelar Tasyakuran dan Parade Santri, yang di ikuti oleh Majelis TPQ se-Kabupaten Banyuwangi.
Beretempat di depan Kantor PCNU Banyuwangi, program ini dihadiri oleh jajaran pengurus PCNU, Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, dan GP Ansor.
Dalam sambutanya KH Masykur Ali kembali menegaskan, bahwa kaum santri tidak pernah bolos dalam mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia, semenjak kurun perjuangan kemerdekaan sampai mempertahankan kemerdekaan.
"Pada tahun 1936 pada muktamar NU Banjarmasin, kaum santri telah menyepakati bentuk negara apa yang akan dipilih dikala Indonesia merdeka nanti. Luar biasa kaum santri tidak memilih bentuk negara islam melainkan, Darussalam (negara damai). Hal ini mengindikasikan bahwa kaum santri telah bisa melihat fenomena sosial politik secara cermat sehingga mengahsilkan rumusuna bentuk negara yang sampai kini dipakai," ungkap Kiai Masykur.
Selain itu, Kiai Masykur juga menyinggung jasa santri yang lain. Dalam perjalanan sejarah kaum santri bisa menjadi penetralisir keadaan politik dikala kaum radikal yang hendak mendelegimasi kepmemipinan Sukarno sebagai pemimpin Negara yang sah.
Hal yang dilakukan oleh kaum santri ialah dengan menunjukkan gelar Waliyul Amri Bissyaukah (pemimpin dalam keadaan darurat) sehingga umat islam Indonesia kala itu, tidak terpengaruh dengan dengan akidah dari PII yang menghendaki negara Islam.
"Lagi-lagi kaum santri bisa menjadi pelindung NKRI, dikala golongan radikal hendak melaksanakan pemberontakan dan tidak merima Soekarno sebagai pemimpin yang syah." lanjut Kiai Masykur
Ketua PCNU tersebut juga menyampaikan, dalam perdebatan sengit PPKI terkait sila pertama, utusan santri melalui KH Abdul Wahid Akhwan menjadi penjembatan anatar golongan Islam dengan Golongan Nasionalis untuk menunjukkan jalan tengah, sehingga disepakati abolisi tujuh kata dalam sila pertama.
Selanjutnya NU dan kaum santri menjadi organisasi sosial kemsayarakatan pertama yang mendapatkan Pancasila sebagai asas Tunggal.
Dalam kesempatan ini Kiai Masykur berpesan kepada seluruh santri yang hadir, semoga tidak pernah melupakan sejarah para ulama dan santri di masa lalu, yang telah menorehkan tinta emas sejarah.
Sealain itu Kiai Maskur juga mendorong semoga seluruh santri memiliki tekad yang dalam mengawal NKRI, tentu dengan tantangan dan cara yang berbeda.
"Lihatlah semangat juang santri di masa lalu, semoga anda sekalian memiliki semangat yang berlipat untuk terus berguru demi menunjukkan sumbangsih kasatmata kepada agama, nusa dan bangsa," pungkas Kiai Masykur. (Ibnu/Fathoni/NU Online)
0 komentar:
Posting Komentar